Enjoy Your Own Life Without Comparing

Aura negatif ibarat menyelubungi setiap hurufnya ya? Hehe.

Anehnya, kita malah sangat familiar dengan kata itu. Saya rasa setiap orang, bahkan orang paling aktual di dunia pun, kemungkinan besar pernah mengalami: membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Mungkin ada yang berpikir: ‘sebenarnya itu ga salah-salah banget sih, kan dapat jadi pernyemangat juga’.

Begini, ketika kita melihat kelebihan orang lain dan membandingkannya dengan kekurangan kita, apa kita akan termotivasi? Atau kalau kita membandingkan kelebihan kita dengan milik orang lain, apa kita akan merasa lebih baik? Dalam hal banding-membanding, niscaya ada pihak yang lebih baik dari yang satunya. Even if we are better than others, we may be artificially inflated from this comparison, but it’s only a short-lived boost of ego that easily knocked down.

Tentu aja kita sangat boleh (harus malah) punya panutan yang menginspirasi kita biar memotivasi hidup. Tapi kita harus tahu bedanya hal itu dengan membanding-bandingkan.

Dimana pun kita berada, niscaya tiap dari kita kenal seseorang yang ‘menjulang’. Entah itu beliau andal bikin karya ilmiah, atau akseptor pertukaran pelajar kemana-mana, atau beliau punya dua Ferrari dan satu Roll Royce, atau jago bikin desain grafis, atau juara basket se-Pulau Jawa, dll. Dan secara ga sadar niscaya kita pernah membandingkan diri kita dengan orang-orang itu.

Jauh dari termotivasi, lebih sering jadinya ialah kita jadi unhappy (atau malah depresi?) alasannya ialah merasa kurang dari orang yang kita bandingkan itu. Padahal kalau mau dipikir-pikir, kita juga ga kalah menjulang dari orang itu. Mungkin kita jago main suling, atau lancar sekali berbahasa spanyol, atau hebat dalam berkomunikasi dengan orang, dll. Hal-hal itulah yang ga akan keliatan kalo kita terus-terusan membandingkan diri dengan orang lain.

So, stop comparing yourself to others! Setiap orang itu unik dan ga sama. Ga adil lah kalo membandingkan diri dengan orang lain. Berhenti melaksanakan ini emang susah, makanya harus dilatih, masbro mbaksis. Soalnya insan itu udah dari sananya suka melaksanakan ini. Membanding-bandingkan diri juga menciptakan kita ga bersyukur sama Tuhan yang udah memberi kita begitu banyak kelebihan. Makara cara lain supaya kita berhenti membandingkan ialah dengan fokus pada pengembangan kelebihan dan kekuatan kita, terus bersyukur deh sama Tuhan.

Ga ada insan yang sempurna, tapi tiap dari kita membawa sebuah misi di bahu masing-masing untuk menciptakan dunia ini sempurna.
sumber:  Marquis de Condorcet

Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel