Own The Now


Salah satu akal terbesar dalam pembelajaran kehidupan ialah bagaimana menjadi ‘manusia hari ini’. Sepemahamanku per ketika ini, itu berarti menjadi total dan fokus pada segala apa yang dihadirkan Allah pada ketika ini. Menjalani itu sungguh bukan hal yang mudah. Pikiran senantiasa berlari dengan betikan pandangan gres yang berganti demikian cepat, switching in nano seconds perhaps. Sehingga kadang kita lupa pada ‘sekarang’ dan terus-menerus mengejar ‘nanti’. Belum apa-apa sudah mencemaskan yang terjadi esok sehingga melemahkan upaya kita untuk berbuat yang terbaik hari ini. Belum apa-apa sudah kuatir ini itu sehingga luput mensyukuri segala nikmat hari ini.


Kearifan fatwa Nabi SAW sesungguhnya mengajarkan wacana ini semua. Bagaimana untuk sholat yang khusyu’ dengan pikiran hanya tertumpu pada Allah semata (tidak sepertiku yang dalam sholat masih berpikir sesudah ini mau berbuat apa). Nabi mencontohkan bagaimana menghadapkan seluruh tubuh dan wajah ketika berbicara dengan orang lain sehingga lawan bicara sampai-sampai merasa bahwa dialah orang yang paling dicintai Nabi. Tidak sepertiku yang sering ‘menyambi’ anak dengan keasikan pada aktivitasku sendiri. Sering abai menyimak dialog mereka dengan seksama dan tidak menghadirkan diriku utuh ketika tengah bermain bersama mereka. Suka lupa bagaimana really enjoying time with them without worrying other stuff. Suka lupa memasang wajah ceria dan penuh senyum pada belum dewasa alasannya ialah ruwet dengan segudang urusan hari ini.

Nabi mengajarkan untuk tidak berpanjang angan-angan alasannya ialah insan yang hidup pagi ini tidak sedikitpun boleh merasa kondusif bahwa ia akan tetap hidup nanti sore. Absurd memang bagaimana kita mencemaskan tingginya biaya pendidikan perguruan tinggi tinggi belum dewasa kita sementara mereka masuk Taman Kanak-kanak saja belum. Akhirnya kita tak pernah lepas dari kekhawatiran akan nasib masa depan dan sulit untuk menikmati karunia hidup ketika ini.

Ini PR sekolah kehidupan yang tak pernah usai selama nyawa masih dikandung badan: how to live your precious life with a self consciousness.

Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel